会员登录 - 用户注册 - 设为首页 - 加入收藏 - 网站地图 Psikolog soal Bullying: Orang Tua Gagal Ciptakan Rasa Nyaman!

Psikolog soal Bullying: Orang Tua Gagal Ciptakan Rasa Nyaman

时间:2025-06-07 17:36:34 来源:quickq安卓官网入口 作者:娱乐 阅读:590次
Jakarta,quickq官网入口直接下载 CNN Indonesia--

Kasus perundungan atau bullyingyang terjadi di Binus School Serpong ramai jadi perbincangan. Kasus yang melibatkan anak musisi sekaligus presenter Vincent Rompies ini jadi bukti bahwa bullyingseolah 'abadi' menghantui anak dan remaja.

Pertanyaannya, apa sebenarnya yang mendorong anak atau remaja melakukan perundungan?

Psikolog soal Bullying: Orang Tua Gagal Ciptakan Rasa Nyaman

Psikolog soal Bullying: Orang Tua Gagal Ciptakan Rasa Nyaman

Psikolog Mira Amir mengatakan, bullyingbukan sesuatu yang berdiri sendiri dan tidak dilakukan begitu saja.

Psikolog soal Bullying: Orang Tua Gagal Ciptakan Rasa Nyaman

ADVERTISEMENT

Psikolog soal Bullying: Orang Tua Gagal Ciptakan Rasa Nyaman

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menyebut, perilaku anak jadi cermin apa yang terjadi di rumah. Mungkin orang tua merasa sudah memberikan yang terbaik buat anak, termasuk menyekolahkan di sekolah unggulan dan fasilitas lengkap. Tapi, itu tak bisa jadi jaminan anak juga akan berperilaku baik.

Orang tua, lanjut dia, tanpa sadar gagal menciptakan rasa aman dan nyaman buat anak. Anak pun tumbuh di suasana yang penuh kekerasan dan berpotensi diabaikan.

Seperti apa kekerasan yang dilakukan orang tua tanpa disadari?

"Nyindiranak, yang paling sering membandingkan anak, anak lebih banyak dikritik daripada afirmasi [positif] akan sikap dan perilakunya. Anak berpikir 'Aku salah terus ya?', 'Aku salah terus di depan orang tua'," katanya.

Situasi ini diperparah dengan usia anak yang memasuki masa remaja. Di usia ini, anak perlu mendapatkan identitas dirinya.

Saat merasa kurang aman, nyaman, dan diperhatikan di rumah, anak kemudian mencari kelompok yang bisa memenuhi kebutuhan tersebut.

Dalam kasus terbaru, pelaku bullyingtergabung dalam sebuah geng. Sementara umumnya, untuk jadi anggota geng tertentu, ada proses tak menyenangkan yang perlu dilalui. Bahkan calon anggota harus rela 'dipelonco' demi bisa bergabung.

"Beberapa remaja memang belum secara kognitif mampu mencerna, identitas diri mereka belum sepenuhnya matang, bahwa yang namanya hebat enggak dari fisik. Nalarnya belum bisa sejauh itu," jelas Mira.

(els/asr)

(责任编辑:热点)

相关内容
  • FOTO: 5 Masjid Indah di Indonesia yang Menarik Dikunjungi Saat Ramadan
  • Sinergi TASPEN dan Bareskrim Polri Tegaskan Komitmen Lindungi Peserta dari Penipuan Digital
  • Chubb Life Indonesia Luncurkan Produk Asuransi Dwiguna
  • Hotman Paris Masuk Tim Lawyer Prabowo
  • Berat Badan Meningkat? Hati
  • 'Jiwa Ketok', Kala Lukisan S. Sudjojono Menjelma Kemeja dan Kebaya
  • Chubb Life Indonesia Luncurkan Produk Asuransi Dwiguna
  • Sidang Pembacaan Eksepsi SYL Ditunda Karena Hakim Sakit
推荐内容
  • Waspada, Gula dan Tepung Ternyata Biang Kerok Utama Obesitas
  • PGN Bagikan Dividen US$271,5 Juta, Serta Rombak Jajaran Komisaris
  • Setuju Naturalisasi Ragnar, Thom Haye dan Maarten Paes, DPR: Berdasarkan Ketentuan Perundang
  • Kembali Meriahkan IIMS Surabaya 2025, United E
  • Waspada, Ternyata Ini Penyebab Kasus DBD di Indonesia Naik
  • Fadlan Muhammad Sempat Operasi Batu Empedu, Apa Penyebabnya?