Studi: Duduk Lebih dari 10 Jam Sehari Bisa Tingkatkan Risiko Demensia
Kini sudah tak ada lagi ada alasan mager untuk segera berdiri usai duduk terlalu lama di kursi.
Penelitian yang diterbitkan awal pekan ini di JAMA menemukan bahwa duduk diam selama 10 jam atau lebih setiap hari "berhubungan secara signifikan" dengan demensia, istilah umum untuk hilangnya fungsi kognitif.
Gejalanya meliputi kehilangan ingatan, kebingungan, dan kesulitan mengungkapkan pikiran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi apa hubungannya antara kebanyakan duduk dengan demensia?
Penelitian dilakukan melalui UK Biobank, sebuah gudang data medis dari setengah juta orang yang tinggal di Inggris.
Basis data tersebut memiliki informasi tentang hampir 50 ribu orang berusia 60 tahun atau lebih yang memakai akselerometer, atau perangkat pergelangan tangan yang melacak pergerakan, terus menerus selama satu minggu antara tahun 2013 hingga 2015.
Saat itu, tidak ada orang yang menderita demensia saat mulai memakai akselerometer.
Para peneliti dalam studi baru ini menggunakan catatan medis untuk menentukan bahwa, sekitar enam tahun setelah orang berpartisipasi dalam percobaan selama seminggu, 414 di antaranya menderita demensia.
Setelah menganalisis data akselerometer, mereka menemukan bahwa risiko peserta terkena demensia meningkat jika mereka menghabiskan sekitar 10 jam sehari untuk duduk diam, yang berarti mereka duduk atau berbaring dan mengeluarkan sedikit energi dalam satu hari.
Lihat Juga :![]() |
Risikonya pun meningkat, dimana peserta yang banyak duduk selama 15 jam memiliki risiko tiga kali lipat terkena demensia dibandingkan rekan mereka yang tidak banyak duduk.
"Jumlah aktivitas menetap per hari tidak dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena demensia," tulis para peneliti.
"Meski belum sepenuhnya dipahami, berkurangnya aktivitas fisik menyebabkan berbagai efek negatif, termasuk penambahan berat badan, peningkatan peradangan, dan berkurangnya aliran darah ke otak," katanya.
"Jika digabungkan, faktor-faktor ini dapat meningkatkan risiko demensia seseorang, kemungkinan besar disebabkan oleh kerusakan langsung dan tidak langsung pada sel-sel otak," kata Keiland Cooper, seorang peneliti doktoral dalam ilmu kognitif dan ilmu saraf di Universitas California, Irvine, yang tak terlibat dalam penelitian.
(chs)(责任编辑:时尚)
- FOTO: Muscat, Kota Cantik Lokasi Perundingan Nuklir Iran
- 7 Makanan Pembawa Keberuntungan, Harus Disantap saat Tahun Baru
- Cegah Berat Badan Naik saat Libur Tahun Baru dengan 7 Cara Ini
- 5 Jurus Jitu Pilih AC Hemat Listrik, Tagihan Aman Terkendali
- Kota Panas yang Menyengat hingga Burung
- Daftar Lengkap Rotasi Polri dari Kapolda Hingga Kapolres, Jabatan Strategis Dirombak
- Bukan Cuma Kasus Joseph Paul Zhang, Menag Juga Soroti Desak Made
- 5 Cara Alami Mengusir Tokek dari Rumah, Bye
- Nasabah Inginkan PKPU KSP Indosurya Cepat Berakhir dengan Damai
- 10 Prodi di Unnes dengan Daya Tampung Terbanyak untuk SNBP 2025, Bisa Jadi Referensi Camaba!
- Diiringi Musik Gamelan, Prabowo Bertemu PM Ibrahim di Rumah Tangsi Malaysia
- Dilarang WHO, Dokter Jelaskan Bahaya Vape buat Paru
- Krishna Murti Minta Netizen Jangan Bully Anang dan Ashanty Soal Nyanyi di GBK, Tapi...
- 7 Manfaat Sinar Matahari Pagi, Tak Sekadar Baik untuk Tulang
- Kisah Khaetami Tak Menyangka Bisa Naik Haji di Usia 21, Ingin Bahagiakan Ibunda
- Ferdinand Hutahaean Kritisi Pelaksanaan Formula E: Panitia Jangan Banyak Beretorika
- 7 Cara Tidur Nyenyak saat Cuaca Panas Tanpa Pakai AC
- UMP Jakarta Naik 5,1%, Wagub Riza Berharap Para Pengusaha Mengerti
- 7 Anggota PPLN Kuala Lumpur Tersangka Pemalsuan DPT Pemilu 2024, Bareskrim: Pengaturan Sejak 2023
- Link dan Cara Cek Pengumuman Hasil Akhir CPNS 2024, Nilai Tertinggi yang Lolos ke Tahap Berikutnya!